Senin, 23 April 2012

12 Kata-kata yang harus Kita dilakukan

 12 Kata-Kata Yang Harus Kita Lakukan
1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu akan bahagia.

2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya.

3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.

4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan.

5. Jangan menunggu orang memahami kamu baru kamu memahami dia, tapi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu.

6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis. tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.

7. Jangan menunggu proyek baru bekerja, tapi berkerjalah, maka proyek akan menunggumu.

8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah mencintai, maka kamu akan dicintai.

9. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan tenang. Percayalah,. bukan sekadar uang yang datang tapi juga rejeki yang lainnya.

10. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.

11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur. tapi bersyukurlah, maka bertambah kesuksesanmu.

12. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Kamu pasti bisa!

Sing A song

 HOBBY 

Apa sebenarnya hobi itu? Apa pula hobi yang unik itu? Hobi toh bukan sekadar kata klise apa yang sering kita lihat dalam profil atau bio data pada umumnya; hobi menulis, mengarang, nyanyi, menggambar, jalan-jalan, tidur, makan atau membaca buku. Mungkin saja itu hobi. Tapi kalau makan kan bukan hobi melainkan kebutuhan.
Tidak salah kalau ada yang memaknai hobi sebagai cara mencari kesenangan, kegemaran, menghabiskan waktu, sarana lobi, atau gengsi. Tapi menurut saya, hobi tidak sekadar itu. Ada faktor hati, batin, atau mental yang bermain di dalamnya. Hobi hampir seperti makanan; kita akan kelaparan ketika kita tidak melakukannya. Bedanya, hobi adalah makanan untuk batin kita. Hobi yang unik juga bisa membuat orang lain terinspirasi, termotivasi, atau terintimidasi. 

My Hobby is Singing

Menyanyi adalah satu kegiatan atau cara manusia dalam mengungkapkan ekspresi dirinya atau sekitarnya yang dialami lewat indera penglihat, perasa dan sebagainya yang tidak dapat diungkapkan secara langsung dengan perkataan. Contoh kecilnya adalah orang yang sedang jatuh cinta lebih suka bernyanyi sendiri atau mendengarkan lagu-lagu romantis.

Dengan nyanyian juga kita mampu membuat seseorang lebih tertarik untuk memperhatikan karena adanya kandungan "Magis" yang lebih kuat menghipnotis pihak lain. Oleh sebab itu kekuatan musik dan nyanyian juga menjadi alat yang Tuhan ciptakan untuk berbagai hal positif bagi diri-Nya dan manusia.
Menyanyi merupakan Pekerjaan hati. Apabila sedang jenuh, lelah, pusing dengan kegiatan saya akan mencari pelampiasan untuk sekedar refreshing, menyegarkan kembali otak saya yang lelah. Salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan itu adalah MENYANYI, baik di karaoke, live music, di rumah atau hanya menjadi penikmat setia di CafĂ©. 





Ekonomi Indonesia Saat Ini

Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengatakan meski akan mengalami perlambatan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 masih cukup tinggi dan diperkirakan bisa mencapai 6,0 persen.

"Perlambatan ekonomi global akan mempengaruhi pertumbuhan Indonesia, meski melambat, ekonomi Indonesia diperkirakan bisa sampai 6,0 persen," kata Fauzi dalam acara Economic Briefing 2012 di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih didukung oleh konsumsi, investasi dan ekspor. Namun, karena adanya perlambatan ekonomi dunia, penetrasi ekspor Indonesia juga ikut melambat sehingga sektor konsumsi dan investasi menjadi sandaran bagi pertumbuhan nasional.

Selain itu, pada 2012 diasumsikan bahwa tingkat inflasi berada pada level 5,0 persen, nilai tukar rupiah sebesar Rp8.400 per dolar AS, dan suku bunga Bank Indonesia sebesar 6,0 persen.

Dalam APBN 2012 pemerintah menargetkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan mencapai 6,7 persen, tingkat inflasi sebesar 5,30 persen, nilai tukar rupiah Rp8.800 per dolar AS, harga minyak 90 dolar AS per barel dan "lifting" minyak 950.000 barel per hari.

Fauzi menambahkan, untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan dan memperkuat perekonomian agar tidak terkena dampak dari krisis global pemerintah harus terus menggenjot pembangunan proyek-proyek infratsruktur.

"Pembangunan infrastruktur bisa mencegah perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai imbas dari krisis global," katanya.

Menurutnya, pembangunan proyek-proyek infrastruktur bahkan bisa mempercepat pertumbuhan Indonesia melebihi target pemerintah yang diasumsikan dalam APBN.

"Jika ingin pertumbuhan meningkat pesat bahkan mencapai 8,0 persen, pemerintah harus memacu pertumbuhan infrastruktur," tegasnya.

Badan Pusat Statistik sebelumnya mencatat bahwa hingga kuartal III 2011 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka 6,5 persen dan akan terus menunjukkan tren positif hingga akhir tahun.


Ekonomi Indonesia Tahun 2012 DiTengah Krisis Global 


Memasuki tahun 2012, ekonomi Indonesia masih menghadapi risiko atas ketidakpastain global yang tinggi kendati kinerja ekonomi Indonesia tahun 2011 bisa menjadi modal besar memasuki tahun 2012 terutama karena dukungan pasar domestik yang kuat.

Tantangan Global

Masih teringat jelas, sepanjang tahun 2011, isu krisis utang dan defisit anggaran akut di Yunani membuat goncangan-goncangan ekonomi terutama di pasar keuangan global, termasuk di Indonesia. Berbagai upaya dilakukan oleh negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa (UE), dan khususnya 15 negara pengguna mata uang euro, ternyata tidak berhasil mengembalikan keyakinan investor, bahkan pesimisme menguat bahwa krisis UE akan memakan waktu yangg lama.

UE menghadapi problem fiskal yang berat dengan defisit anggaran rata-rata tercatat 6,4 persen dari produk domestik bruto (PDB) dan rasio utang terhadap PDB sebesar 80 persen. Tidak hanya UE dijerat oleh krisis fiskal, problem anggaran di Amerika Serikat (AS) juga sangat akut. Dengan defisit anggaran sebesar 1,3 triliun dollar AS atau sekitar 8,6 persen dari perkiraan PDB 2011 dan besarnya utang pemerintah yang mencapai 15,6 triliun dollar AS atau sekitar 90 persen dari PDB. Krisis fiskal membuat AS kehilangan peringkat tertingginya AAA selama 70 tahun menjadi AA+ pada 3 Agustus 2011 lalu.

Dalam perkembangan belakangan ini ekonomi AS mulai menunjukkan perbaikan terutama dengan semakin membaiknya keyakinan konsumen dan turunnya tingkat penggangguran menjadi 8,5 persen pada Desember 2011. Harapan juga muncul dari UE seiring dengan semangat untuk melakukan konsolidasi fiskal disertai injeksi likuiditas dalam bentuk pinjaman dari Bank Sentral Eropa (ECB) kepada perbankan di UE dengan bunga hanya 1 persen dan tenor 3 tahun.

ECB dikabarkan masih akan menambah jumlah pinjaman tersebut hingga mencapai 1 triliun euro. Tambahan likuiditas dalam jumlah yang cukup masif ini juga memberi peluang mengalirnya dana UE tersebut ke emerging market Asia, termasuk ke Indonesia. Apalagi disaat yang sama, kondisi ekonomi Indonesia mempunyai kekuatan pasar domestik yang disertai dengan peningkatan daya beli masyarakat.

Tantangan domestik

Struktur demografi Indonesia menjadi daya dukung pasar domestik terrsebut. Jumlah penduduk dengan kategori kelas menengah - menurut Bank Dunia adalah penduduk dengan pengeluaran antara 2 dan 20 dollar AS per hari - meningkat sebanyak 50 juta antara tahun 2003-2010.

Selain dukungan demografi, kinerja makro Indonesia tercatat solid menguat. Ketika pertumbuhan ekonomi dunia mengalami penurunan hingga negatif (resesi), bersama Cina dan India - ekonomi Indonesia tumbuh positif. Pertumbuhan ekonomi semakin solid di tahun 2010 yang mencapai 5,9 persen yoy, dan 6,5 persen yoy pada tahun 2011. Disaat yang sama, angka inflasi turun, cadangan devisa terus bertambah menembus diatas 100 miliar dollar AS.

Selain itu, ekonomi Indonesia juga didukung oleh sistem keuangan yang relatif stabil. Indeks stabilitas keuangan tercatat semakin rendah. Hasil perhitungan BI mencatat indeks stabilisasi sebesar 1,68 pada Oktober 2011, turun dari 2,43 pada krisis 2008. Di pasar keuangan, Indonesia berpotensi menjadi primadona investasi tahun 2012, terlebih lagi Fitch pada 15 Desember 2011 lalu menetapkan Indonesia masuk dalam kategori peringkat investasi.

Tantangan ekonomi Indonesia di tahun 2012 justru berasal dari sektor riil didalam negeri. Pasar domestik yang kuat bisa menjadi relokasi pasar domestik sementara waktu. Tentunya pasar domestik Indonesia juga menjadi incaran pasar impor terutama dari negara-negara Asia akibat mitra dagang mereka di UE melemah. Akses ke perbankan yang tidak cukup mudah disertai bunga kredit yang mahal, biaya logistik yang tinggi karena terbatasnya konektivitas dan tentu saja infrastruktur yang tidak memadai dan masalah akut korupsi.

Pada saat yang sama pemerintah mulai 1 April mendatang akan menaikkan tarif dasar listrik (TDL) rata-rata sebesar 10 persen dan akan melarang mobil plat hitam menggunakan premium subsidi. Menurut pemerintah, kedua komponen tersebut diperkirakan akan menambah inflasi sebesar 0,8 persen. Namun kami perkirakan dampak totalnya memberikan tambahan inflasi hingga 2 persen. Ekspektasi kenaikan inflasi ini akan membuat ekspektasi kenaikan suku bunga. Faktor-faktor tersebut membuat daya saing produk domestik kalah dibandingkan produk impor terutama untuk barang konsumsi.

Akankah produk Indonesia bisa bersaing di pasar sendiri ditengah kemungkinan gempuran produk-produk impor yang lebih murah ditengah kendala yang ada? Kuncinya adalah kredibilitas pemerintah. Rencana pemerintah membangun berbagai proyek infrastuktur harus terealisasi dan pemerintah perlu melakukan terobosan kebijakan dalam jangka pendek.

Saatnya pemerintah juga agresif disisi fiskal, memastikan serapan anggaran yang maksimal sehingga peran pemerintah mendorong pertumbuhan yang bisa mengkompensasi kemungkinan perlambatan dorongan ekonomi dari penerimaan ekspor. Intinya adalah bagaimana membuat pasar domestik menjadi kekuatan ekonomi Indonesia ditengah berbagai risiko global saat ini.